Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

29 Februari 2012

Jangan Biarkan Imanmu Merapuh

Jangan Biarkan Imanmu Merapuh
Saudaraku, suatu ketika dalam episode hidup ini, mungkin kita sampai pada momen yang membuat kita begitu terpuruk, sangat susah untuk bangkit. Sebuah kondisi di mana masalah mendera bertubi-tubi, tanpa jeda, tanpa ampun. Tak terlihat celah sedikitpun untuk membebaskan diri dari permasalahan-permasalahan itu.

Suatu ketika, mungkin, kita pernah mengalaminya. Dan pada saat itu, masalah-masalah yang mendera begitu berkuasa menghancurkan idealisme kita, menghancurkan harapan kita satu-satunya: asa. Kita sempurna terkena sindrom patah arang. Sebuah sindrom yang amat berbahaya bagi makhluk hidup bernama manusia.
Suatu ketika, mungkin ini nyata, banyak di antara kita mengalaminya. Kita sudah lelah, tak kuat lagi bertahan meski sejenak. Seolah kita tak pernah belajar untuk optimis, bahkan lupa sama sekali atau mulai menganggap bahwa optimisme sekadar hal basi yang sama sekali tidak ada gunanya. Kita hidup tapi tanpa asa, beraktivitas tapi tanpa ruh, menjadi semacam robot yang melakukan semuanya secara mekanik tanpa makna.

Namun sadarkah kita bahwa rapuh sejatinya tidaklah datang secara tiba-tiba. Ibarat sebuah bangunan, ia takkan ambruk begitu saja. Tetapi rapuh adalah proses yang terjadi secara halus dan terus menerus. Ketika beban yang dipikul oleh bangunan itu sudah tidak mampu lagi dipertahankan, maka bangunan itu akan roboh. Boleh jadi, bagi yang tidak tahu, bangunan itu terlihat roboh secara tiba-tiba, tetapi sejatinya, bangunan itu sudah mulai roboh sejak awal pengeroposan dimulai. Ketiadaan perawatan dan perbaikanlah yang membuatnya roboh.

Begitu pula, seseorang tidak mungkin tiba-tiba mengalami stres, tetapi hal itu terjadi secara pelan-pelan dan kian bertambah seiring bertambah lemahnya pondasi pertahanannya. Ketika permasalahan semakin menderanya bertubi-tubi, sementara pondasinya kian rapuh, maka stres tinggal menunggu waktu. Rapuh, sejatinya terjadi secara perlahan, sedikit demi sedikit. Yang diserang adalah pondasi utama, pondasi dari segala pondasi kita hidup di dunia ini. Pondasi yang mendasari segala tindakan kita. Pondasi yang dengannya kita memandang dunia, menghadapi kencangnya angin hidup dan guyuran badai cobaan. Ya, pondasi itu adalah iman.

Ketika iman mulai keropos, jika ia tidak segera mendapat perawatan atau perbaikan, maka jatuhnya pondasi hidup seseorang tinggalah menunggu waktu. Ia akan lebih rentan tertekan dan terkena depresi ketika menghadapi persoalan hidup. Ia boleh terlihat kaya raya, rupawan, tersohor, tapi tanpa iman ia rapuh. Serapuh sarang laba-laba yang putus sekali hempas. Ibarat pohon, ia adalah pohon yang tak mampu bertahan meski oleh tiupan angin yang tak terlalu kencang.

Maka iman, mau tidak mau, harus dirawat, dijaga dan dijauhkan dari berbagai hal yang merusaknya. Jagalah iman, dengan menambah pengetahuan kita tentang-Nya. Jagalah iman dengan senantiasa memikirkan ciptaan dan ayat-ayat-Nya yang dihamparkan pada kita. Jagalah iman dengan memperbanyak amal kepada-Nya dengan cara-cara yang dituntunkan-Nya. Jagalah iman, dengan berkumpul dengan orang-orang yang dicintai-Nya. Jagalah iman dengan berbagai cara yang sering bisa bisa kita lakukan tetapi kita abaikan.
Karena sejatinya, masalah adalah pewarna kehidupan, membuat hidup lebih dinamis, lebih menarik, tentunya dengan pengelolaan yang benar. Masalah adalah wahana bagi Sang Khalik untuk menaikkan derajat hamba-Nya yang bertakwa. Lihatlah pohon alpukat, sesekali waktu sebelum musim buah, dedaunnya habis dimakan ulat. Boleh jadi, habisnya daun itu adalah masalah tersendiri bagi sang pohon. Proses fotosintesis dan produksi zat-zat makanannya boleh jadi terganggu, tetapi ia tidak mati. Namun, perhatikanlah beberapa waktu setelahnya. Pohon alpukat akan kembali menumbuhkan daunnya, dan bahkan mengeluarkan buahnya. Ulat-ulat itu hanya berfungsi memberikan shock terapi berupa stres ringan, yang akibatnya justru positif, yaitu memicu peningkatan produksi buah.

Maka begitulah bagi orang yang beriman. Masalah adalah pemicu bagi dirinya untuk semakin produktif dan meningkatkan kapasitas. Karena ia yakin sepenuhnya pada janji Allah bahwa “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.s. al-Baqarah [2]: 286).
Maka jangan lupa untuk senantiasa berdoa:
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir” (Q.s. al-Baqarah [2]: 286).
Wallahu a’lam

Sumber :  http://www.fimadani.com/jangan-biarkan-imanmu-merapuh/

09 Februari 2012

20 Amalan Murah Rezeki

Amalan-amalan ini menjadi sebab Allah limpahi hamba-Nya dengan keluasan rezeki dan rasa kaya dengan pemberian-Nya. Berdasarkan konsep rezeki yang telah diperkatakan, Allah memberi jalan buat setiap hamba-Nya untuk memperolehi rezeki dalam pelbagai bentuk yang boleh menjadi punca kebaikan dunia dan akhirat.
Diantaranya: 

1. Menyempatkan diri beribadah
Allah tidak sia-siakan pengabdian diri hamba-Nya, seperti firman-Nya dalam hadis qudsi:
“Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.” (Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah .a.)
2. Memperbanyak istighfar
Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di depan Allah , yang menjadi sebab Allah jatuh kasih dan kasihan pada hamba-Nya lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba. Sabda Nabi s.a.w.:
“Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah s.w.t akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas .a.)
3. Tinggalkan perbuatan dosa
Istighfar tidak laku di sisi Allah jika masih buat dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah malah menutup pintu rezeki. Sabda Nabi s.a.w.:
“… dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya.” (Riwayat at-Tirmizi)
4. Sentiasa ingat Allah
Banyak ingat Allah buatkan hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Ini rezeki yang hanya Allah beri kepada orang beriman. Firman-Nya:
“(iaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah . Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-ra’d: 28)
5. Berbakti dan mendoakan ibu bapa
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah s.a.w. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, hendaklah berbakti kepada ibu bapanya dan menyambung tali kekeluargaan. Baginda s.a.w. juga bersabda:
“Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah akan memanjangkan umurnya.” (Riwayat Abu Ya’ala, at-Tabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)
Mendoakan ibu bapa juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi s.a.w.:
“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya nescaya terputuslah rezeki (Allah ) daripadanya.” (Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami)
6. Berbuat baik dan menolong orang yang lemah
Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuklah menggembirakan dan meraikan orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga isteri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi s.a.w.:
“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)
7. Tunaikan hajat orang lain
Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah lapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya hajat sendiri, seperti sabda Nabi s.a.w.:
“Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah akan menunaikan hajatnya…” (Riwayat Muslim)
8. Banyak berselawat
Ada hadis yang menganjurkan berselawat jika hajat atau cita-cita tidak tertunai kerana selawat itu dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesukaran serta meluaskan rezeki dan menyebabkan terlaksananya semua hajat. Wallahu a’lam.
9. Buat kebajikan banyak-banyak
Ibnu Abbas berkata:
“Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya kepada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Manakala kejahatan pula boleh menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya.”
10. Berpagi-pagi
Menurut Rasulullah s.a.w., berpagi-pagi (memulakan aktiviti harian sebaik-baik selesai solat Subuh berjemaah) adalah amalan yang berkat.
11. Menjalin silaturrahim
Nabi s.a.w. bersabda:
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak-saudaranya.” (Riwayat Bukhari)
12. Melazimi kekal berwuduk
Seorang Arab desa menemui Rasulullah s.a.w. dan meminta pedoman mengenai beberapa perkara termasuk mahu dimurahkan rezeki oleh Allah . Baginda s.a.w. bersabda:
“Sentiasalah berada dalam keadaan bersih (dari hadas) nescaya Allah akan memurahkan rezeki.” (Diriwayatkan daripada Sayidina Khalid al-Walid)
13. Bersedekah
Sedekah mengundang rahmat Allah dan menjadi sebab Allah buka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam:
“Hai Zubair, ketahuilah bahawa kunci rezeki hamba itu ditentang Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, nescaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, nescaya Allah menyedikitkan baginya.” (Riwayat ad-Daruquthni dari Anas .a.)
14. Melazimi solat malam (tahajud)
Ada keterangan bahawa amalan solat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang itu dipercayai dan dihormati orang dan doanya dimakbulkan Allah .
15. Melazimi solat Dhuha
Amalan solat Dhuha yang dibuat waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktiviti harian), juga mempunyai rahsia tersendiri. Firman Allah dalam hadis qudsi:
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)
16. Bersyukur kepada Allah
Syukur ertinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah . Lawannya adalah kufur nikmat. Allah berfirman:
“Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, nescaya Aku tambahi nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amat keras.” (Ibrahim: 7)
Firman-Nya lagi: “… dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran: 145)
17. Mengamalkan zikir dan bacaan ayat Quran tertentu
Zikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma’ul husna selain menenangkan, menjenihkan dan melunakkan hati, ia mengandungi fadilat khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan faham agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki.
Misalnya, dua ayat terakhir surah at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap kali lepas solat, dikatakan boleh menjadi sebab Allah lapangkan kehidupan dan murahkan rezeki.
Salah satu nama Allah , al-Fattah (Maha Membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu; misalnya dibaca “Ya Allah ya Fattah” berulang-ulang, diiringi doa: “Ya Allah , bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan keampunan-Mu, ya Fattah ya ‘Alim.” Ada juga hadis menyebut, siapa amalkan baca surah al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kepapaan. Wallahu a’lam.
18. Berdoa
Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah , penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah suruh kita meminta kepada-Nya, nescaya Dia akan perkenankan.
19. Berikhtiar sehabisnya
Siapa berusaha, dia akan dapat. Ini sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahawa Allah berikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tapi agama hanya Allah beri kepada orang yang dicintai-Nya saja. (Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Bagi orang beriman, tentulah dia perlu mencari sebab-sebab yang boleh membawa kepada murah rezeki dalam skop yang luas. Misalnya, hendak tenang dibacanya Quran, hendak dapat anak yang baik dididiknya sejak anak dalam rahim lagi, hendak sihat dijaganya pemakanan dan makan yang baik dan halal, hendak dapat jiran yang baik dia sendiri berusaha jadi baik, hendak rezeki berkat dijauhinya yang haram, dan sebagainya.
20. Bertawakal
Dengan tawakal, seseorang itu akan direzekikan rasa kaya dengan Allah . Firman-Nya:
“Barang siapa bertawakal kepada Allah , nescaya Allah mencukupkan (keperluannya) .” (At-Thalaq: 3)
Nabi s.a.w. bersabda:
“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab .a.)
Kesemua yang disebut di atas adalah amalan-amalan yang membawa kepada takwa. Dengan takwa, Allah akan beri “jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkan) , dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya.” (At-Talaq: 2-3)
Pendek kata, bagi orang Islam, untuk murah rezeki dalam ertikata yang sebenarnya, kuncinya adalah buat amalan-amalan takwa. Amalan-amalan ini menjadi sebab jatuhnya kasih sayang Allah , lalu Allah limpahi hamba-Nya dengan keluasan rezeki dan rasa kaya dengan pemberian-Nya.

Sumber: http://myibrah.com/20-amalan-murah-rezeki

08 Februari 2012

Telah Dekat Qiamat, Bulan Telah Terbelah...

Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)" Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ??Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
اقتربت الساعة وانشق القمر، وإن يروا آية يعرضوا ويقولوا سحر مستمر، وكذبوا واتبعوا أهوائهم، وكل أمر مستقر ...
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.

Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,

"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq

03 Februari 2012

Hadith tentang kelebihan dan kemuliaan Hari Jumaat (Sayyidul Ayyam)


HARI BERLAKUNYA KIAMAT
Daripada Abu Hurairah katanya, Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: “Sebaik-baik hari yang terbit matahari ialah hari Jumaat. Pada hari itu Adam diciptakan dan pada hari itu juga dia dikeluarkan dari syurga. Pada Jumaat juga kiamat akan berlaku. Pada hari itu tidaklah seorang yang beriman meminta sesuatu daripada Allah melainkan akan dikabulkan permintaannya.” (HR Muslim).
PENGHULU SEGALA HARI
Rasulullah s.a.w bersabda, “Sesungguhnya hari Juma‘at adalah penghulu segala hari dan hari yang paling besar di sisi Allah Subhanhu wa Ta ‘ala iaitu hari yang lebih besar daripada hari raya Adha dan hari raya Fitrah, pada hari Jum‘at itu terdapat lima kejadian iaitu hari yang dijadikan Adam ‘alaihissalam dan Baginda di turunkan daripada syurga ke muka bumi, dan pada hari itu juga wafatnya Adam ‘alaihissalam, dan Allah mengurniakan satu saat di mana doa-doa dikabulkan kecuali doa-doa maksiat, dan hari Jum‘at juga akan terjadinya hari Kiamat”. (HR Ibnu Majah)
Dalam hadis lain, Rasulullah S.A.W bersabda yang bermaksud: “Hari yang dijanjikan ialah hari kiamat, hari yang disaksikan ialah hari Arafah dan hari yang menyaksikan ialah hari Jumaat. Matahari tidak terbit dan tidak terbenam pada mana-mana hari yang lebih mulia dan afdal daripada hari Jumaat.” (Hadis riwayat Tirmidzi).
MEMPEROLEH CAHAYA BAGI ORANG YANG BERAMAL
Rasulullah SAW berkata: “Sesiapa yang membaca surah al-Kahfi pada hari Jumaat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumaat.” (Sahih, al-Hakim:3392, disahihkan oleh al-Albani)
KEMULIAAN BAGI ORANG YANG BANYAK BERSELAWAT
Rasulullah s.a.w bersabda, “Perbanyakkanlah membaca selawat padaku pada malam dan hari Jumaat, maka siapa yang membaca selawat untukku satu kali, Allah akan berselawat kepadanya 10 kali (Allah akan memberinya rahmat 10 kali) “. (HR Al Baihaqi)
Rasulullah s.a.w bersabda, “Sesungguhnya harimu yang paling utama adalah hari Jumaat. Maka perbanyakkanlah selawat kepadaku pada hari itu, kerana selawatmu ditunjukkan kepadaku. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana selawat kami ditunjukkan kepadamu sedangkan tubuhmu telah hancur? Rasulullah s.a.w. menjawab: Sesungguhnya Allah mengharamkan tubuh para Nabi bagi bumi (tidak hancur).” (HR Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah).
MENDAPAT PENGAMPUNAN DOSA
Rasulullah bersabda maksudnya : “Sesiapa yang berwuduk dan kemudian dia pergi ke masjid untuk menunaikan solat Jumaat, lalu mendengar dan tidak bercakap (ketika khutbah dibacakan), maka diampuni dosa-dosanya yang ada di antara hari Jumaat itu dan hari Jumaat berikutnya”. (HR Muslim)
WAKTU YANG MUSTAJAB UNTUK BERDOA
Rasulullah s.a.w bersabda, “Pada hari Jumaat terdapat satu waktu, tidaklah seorang hamba Muslim memohon sesuatu kepada Allah melainkan Allah akan mengabulkannya. Carilah ia di akhir waktu selepas asar.” (Sahih, Abu Daud: 1048, di sahihkan oleh al-Hakim, adz-Dzahabi, an-Nawawi dan al-Albani)
TERSELAMAT DARI FITNAH KUBUR
Rasulullah s.a.w bersabda, “Tidaklah seseorang Muslim itu meninggal dunia pada hari jumaat atau pada malam Jumaat melainkan Allah menyelamatkannya dari fitnah kubur (soalan di dalam kubur). (HR At-Tirmizi. Al-Albani mengatakan hadis ini hasan dalam Ahkam Janaiz).