Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

28 Mei 2012

Agar Dicintai Suami

  • Istri yang shalehah selalu konsisten dalam menjalankan agama Allah lahir dan batin, tanpa ragu, malas ataupun nafsu. Tidak ada masalah antara dirinya dengan sang suaminya dalam masalah ketaatan terhadap Allah SWT dan Rasulullah saw. Senantiasa menjalankan syariat, menjauhi semua larangan-Nya. Dia adalah istri yang sangat komitmen dengan penuh kesadaran.
  • Akhlaknya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, ucapannya bagus, penampilannya sederhana, perilakunya konsisten, tidak dengki, tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak sombong.
  • Dia menuntut ilmu syariat, mengetahui kedudukan ilmu dan keutamaannya serta urgensinya. Dia antusias dalam menuntutnya, memiliki suatu metode ilmiah yang sesuai kemampuannya. Dia meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri pendahulu umat ini dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya
  • Dia mengerti kedudukan suami yang telah digariskan oleh islam. Dia menunaikan kewajibannya dengan sesempurna mungkin, berdasarkan kesadaran bahwa kewajiban ini merupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT
  • Dia memiliki kepekaan untuk meminta keridhaan dari sang suami. Perasaannya kuat dan tajam. Dia memiliki wajah yang berseri-seri dan cerah yang semakin menambah kebahagiaan rumah tangganya
  • Dia siap berkorban, menafikkan pribadinya dan melupakan dirinya sendiri serta lebih mengutamakan suaminya daripada diri sendiri. Mendahulukan keridhaan suami daripada keridhaan dirinya sendiri, keiinginan suami daripada keinginannya sendiri, hal yang disukai oleh sang suami daripada yang disukai oleh dirinya sendiri. Ketaatannya dalam hal selain maksiat benar-benar tulus murni berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Apabila dia kehilangan suami, seolah-olah dia kehilangan udara untuk bernafas
  • Seorang istri yang hemat, tidak boros dan tidak berbangga diri dengan harta suaminya jika sang suami kaya, tidak pula mengeluhkan sedikitnya harta jika sang suami miskin. Dia tahu kapan harus berinfak, dia dermawan dan tidak kikir, pandai mengatur keuangan dan tidak menghambur-hamburkan uang. Rela dengan pembagian dari Allah SWT dalam segala hal, puas dengan rezeki yang Allah SWT karuniakan kepadanya
  • Dia tidak tergiur dunia seperti istri lainnya yang mengoleksi banyak pakaian, jajanan, perhiasan dan emas. Sebaliknya, dia cerdas dan bersikap zuhud, dia mengoleksi perhiasan rumah tangganya di dunia dengan iman dan amal shaleh, di akhirat dengan penerimaan di sisi Tuhannya
  • Dia memperhatikan kecantikan diri, menebar aroma harum, membuat suasana rumah menjadi nyaman
  • Berterima kasih kepada suami atas kerja keras dan kelelahannya dalam mencukupi diri dan anak-anaknya. Berterima kasih juga atas terpenuhinya kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman yang diusahakan suami. Senantiasa mendoakan suami agar memperoleh ganjaran dan pahala pengganti dari jerih payahnya serta tidak mengingkari kenikmatan yang diberikan suami
  • Berbakti kepada keluarga suami, yakni orang tua dan saudara-saudaranya serta menjalin silaturahim dengan mereka dala rangka menyenangkan hati suami sekaligus menjalankan perintah Allah SWT
  • Dia adalah seorang istri yang cerdas dan bijaksana, tidak mengeluhkan suaminya kepada seorang pun, meski kepada kedua orangtuanya sekalipun. Apabila suatu masalah menjadi serius, dia bersama suaminya berkonsultasi kepada ulama yang bertakwa dan shaleh, itupun dalam batasan yang paling ketat. Dia tidak membocorkan rahasia-rahasia rumah tangganya, menasehati suaminya untuk menjaga adab, bersikap tawadhu, cinta dan berakhlak baik
  • Dia tetap tinggal di rumahnya. Dia keluar rumah untuk suatu keperluan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu ataupun menghabiskan waktunya. Apabila hendak keluar rumah, dia meminta izin dari suami. Dia keluar rumah dengan pakaian menutup aurat, tidak memakai wewangian, berjalan dengan sikap tawadhu dengan penuh adab, penuh rasa malu dan tenang. Dia tidak menggubris suara-suara yang ditujukan kepadanya di jalanan dan tidak memakai gelang kaki ataupun sepatu yang berbunyi sewaktu dipijakkan ke tanah
  • Dia menaruh perhatian besar pada pendidikan islam yang benar dan sempurna bagi anak-anaknya, bukan sekedar kulit dan penampilan. Targetnya adalah menyiapkan sebuah generasi shaleh mujahid yang mengusung panji dakwah menjalankan perintah Allah SWT
  • Istri yang shaleh sangat menjaga waktu dan mengerti betul untuk apa dia menggunakannya. Dia tidak memiliki waktu untuk bergosip, membicarakan dunia atau bersenda gurau. Majelisnya hanyalah majelis-majelis dzikir, perdamaian antar manusia, amar ma’ruf dan nahi munkar
  • Istri shalehah senantiasa beribadah kepada Allah, banyak berdzikir, bertahajjud, bersedekah, banyak berpuasa dan khusyu. Dia mengenakan pakaian kewibawaan dan ketenangan. Ambisinya tinggi untuk melanjutkan ibadah ke tingkat yang lebih tinggi setelah menunaikannya. Dia tidak jemu dan tidak malas, meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri kaum salaf yang ahli ibadah dan shalehah
  • Dia senantiasa mengingat kematian, mempersiapkan diri untuk memasuki alam kubur. Tidak melalaikan pertemuan dengan Allah SWT dan akhirat
  • Dia adalah seorang mukminah yang berjuang dengan penuh kesabaran. Apabila diuji dengan suatu cobaan mengenai dirinya, hartanya, anaknya atau suaminya, dia bersabar dan mengharapkan pahalanya di sisi Allah SWT dan tidak marah atau mengutuk diri seperti kutukan orang-orang jahiliyah. Allah SWT senantiasa melihatnya melakukan tindakan yang disukai-Nya. Keimanan kepada qadha dan qadar betsemayam dalam kalbunya
  • Dia menyeru orang kepada Allah SWT untuk berbuat kebaikan dan mencegah keburukan, menuntun perempuan-perempuan yang lalai dengan lemah lembut menuju keamanan. Dia tidak mengambil keuntungan dari dakwahnya, tidak pula menyerang dunia laki-laki. Dia berdakwah dengan akhlak mulia. Dia tidak mengharapkan pujian ataupun bayaran dari sana-sini, tetapi mengikhlaskan amalnya, bahkan dan sebisa mungkin menyembunyikannya.
Sumber :  http://istiqom4h.wordpress.com/category/agar-dicintai-suami/

26 Mei 2012

Sebuah Surat Untuk Ayah dan Ibu





Ayah… Ibu…
Aku seorang anak yang engkau lahirkan atas kehendak-Nya
Semasa kecil aku tidak tahu apa-apa, bahkan bergerak pun aku masih sangat canggung
Kalian dengan sabar mengajarkan aku segala sesuatu, dari sesuatu yang kecil hingga suatu hal besar.
Kalian dengan sabar mendengar keluh kesahku, segala tangisanku maupun tawaku…

Saat ini aku sudah semakin besar, sudah mengerti segala sesuatu
Namun masih ada hal yang belum aku tahu, bagaimana aku membalas perlakuan terpuji kalian…
Aku hanya membantah apa yang kalian ucapkan, setelah kalian mengajarkan suatu kebaikan
Aku hanya memikirkan bagaimana hidupku agar menjadi lebih baik
Aku hanya sibuk dengan pekerjaanku tanpa memikirkan untuk duduk bersama kalian

Disaat aku ingin sesuatu kalian dengan sabar mendengarkan apa keinginanku

Ayah…Ibu…
Terus meneruslah memberi perhatian kepadaku, agar aku bisa menjadi lebih baik
Terus meneruslah mengajarkan kebaikan kepadaku agar aku bisa mengerti kebaikan orang lain

Mungkin suatu saat nanti aku sangat merindukan kalian, yang selalu memarahiku
Yang selalu memberikan hal baik
Yang selalu memberikan kebahagiaan kepadaku

Maafkan aku atas kesalahan-kesalahanku mungkin aku menganggap tidak penting apa yang kalian ucapkan…
Bimbing dan doakan aku agar menjadi anak yang berbakti dan mampu berbuat kebaikan seperti yang kalian ajarkan
Aku akan selalu berdoa kepada Allah untuk kalian, karena aku tak mampu membalas apa yang kalian berikan kepadaku…
Ya Allah sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyangiku sewaktu kecil
Aku akan berusaha membahagiakan kalian, selama hidupku…

Ayah…Ibu…
Maafkan aku…
Anakmu Tersayang…

22 Mei 2012

Besok 1 Rajab, Adakah Puasa Rajab??


Besok 1 rajab, itu artinya dua bulan lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, Ramadhan yang ditunggu akan hadir bersama kita, sembari memperbanyak do’a ” Ya Allah, kami memohon banyak keberkahan dibulan rajab dan sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan ramadhan”.Pagi ini ada banyak sms yang masuk di hp, menanyakan kembali tentang ritual adanya puasa sunnah rajab, bagaimana tinjauan fiqihnya. Untuk itu penulis meyempatkan diri di pagi menjelang siang ini untuk mencoba memberikan sedikit penjelasan tentang itu.
Adakah Puasa Sunnah Rajab?
Jika pertanyaan itu berkaitan dengan puasa khusus dibulan rajab, para ulama’ merasa sulit untuk menemukan dalail khusus tentang anjuran puasa di bulan rajab, atau dalam bahasa lainnya tidak ada penjelasan khusus tentang ritual puasa di bulan rajab, kalaupun ada haditsnya, para ulama’ mengatakan bahwa hadits-hadits itu kebanyakan lemah dan bahkan sampai pada derajat maudhu’ (palsu), jadi tidak layak untuk dijadikan sandaran dalam menghususkan puasa di bulan rajab.
Berikut diantara hadits-hadits yang sering menjadi alasan banyak orang dalam kaitannya dengan puasa khusus dibulan rajab:
1. Dari Anas Bin Malik: “Sesungguhnya dalam surga ada sungai yang bernama ‘Rajab’, airnya lebih putih dari susu, dan lebih manis dari madu, barang siapa yang bepuasa pada salah satu hari bulan Rajab, Allah akan meminumkan untuknya dari air sungai rajab itu”
2. Dari Abu said Al-Khudri ra, Rasul SAW bersabda: “Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka ia akan mendapatkan keridhoan Allah yang besar… barang siapa yang berpuasa 2 hari, ia akan mendapatkan 2 kali lipat pahala, dan satu lipatnya itu bagaikan gunung-gunung di bumi. Dan barang siapa yang berpuasa 3 hari, Allah akan membuatkan untuknya penghalang antara ia dan neraka dengan sebuah parit, yang panjangnya perjalanan selama setahun…………….(dan seterusnya, maaf tidak diteruskan penulisannya karena panjang sekali).
3. “Barang siapa yang berpuasa pada bulan rajab selama 3 hari, ia bagaikan berpuasa selama sebulan, dan barang siapa yang berpuasa 7 hari, ditutup baginya pintu neraka, dan siapa yang berpuasa 8 hari, dibukakan untuknya 8 pintu surga, siapa yang berpuasa setengah bulan rajab, Allah menuliskan untuknya RidhoNya, dan siapa yang mendapat Ridho Allah ia tidak akan di siksa, dan siapa yang berpuasa sebulan rajab penuh, ia akan dihisab dengan hisab yang ringan.”
Tiga hadits diatas dan hadits-hadits lainnya yang menjelaskan tentang keutamaan puasa rajab semuanya lemah, Imam Ibnu Hajar al-Atsqolani bahkan mempertegas tidak ada satupun hadits itu yang mencapai derajat hasan atau shohih.
Puasa Sunnah di Bulan Harom
Tidak ada dalil khusus tentang puasa rajab, namun yang adalah puasa sunnah di bulan Harom, yaitu puasa pada bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rajab. Jumhur Ulama’ mengungkap adanya anjuran puasa pada bulan-bulan ini, berdasarkan hadits berikut:
أفضل الصلاة بعد الصلاة المكتوبة الصلاة في جوف الليل، وأفضل الصيام بعد شهر رمضان صيام شهر الله المحرم
Artinya: “Sholat yang utama setelah sholat fardhu itu adalah sholat ditengah malam, dan puasa yang paling utama setelah puasa romadhon adalah puasa dibulan Muharram -Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rajab- (HR. Muslim).
Itu artinya jika ada yang mau puasa pada bulan rajab ini, maka puasa yang dilakukan itu namanya bukan puasa rajab, tapi puasa dibulan harom, karena rajab masuk dalam nama bulan harom, dan salah jika kita memahaminya sebagai puasa sunnah rajab, karena tidak ada dalil khusus yang mengatakan seperti itu, begitu menurut para ulama’.
Maka bagi mereka yang ingin puasa pada bulan rajab in, seharusnya tidak hanya berpuasa pada bulan rajab saja, mereka juga harus puasa pada bulan-bulan haram lainnya (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom), pengkhususan puasa hanya pada bulan rajab ini saja dihukumkan makruh oleh para ulama’ berdasarkan hadits berikut:
أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن صيام رجب
Artinya: “Bahwa nabi Muhmmad SAW melarang puasa rajab (Maksudnya melarang menghususkan dibulan rajab saja)- HR. Ibnu Majah-
Dalam sebuah atsar disebutkan:
“Diriwayatkan dari Khorsyah bin Al-Harr bahwa sayyidina Umar ra pernah memukul tangan-tangan kaum muslim (yang berpuasa pada bulan rajab) hingga menaruhnya di piring-piring mereka, kemudia beliau berkata: “Makanlah! Sesungguhnya ini (Bulan rajab) ialah bulan yang diagung-agungkan oleh orang Jahiliyah” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Katsir dalam Musnad Al-Faruq)
Jadi, Bagaima Kesimpulannya?
Sederhanya sebagai berikut:
1. Boleh berpuasa dibulan rajab atas dasar bahwa puasa yang dilakukan adalah termasuk dalam jenis puasa sunnah dibulan harom, berdasarkn hadits yang sudah kita sebutkan diatas.
2. Makruh jika hanya mengkhususkan puasa pada bulan rajab saja , alangkah baiknya jika puasa itu juga dilakukan pada bulan harom lainnya (Dzulqodah, Dzulhijjah, Muharrom)
Wallahu A’lam Bisshowab
Saiyid Mahadhir


Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/21/besok-1-rajab-adakah-puasa-rajab